Hubungan Refleksi Modal dalam menumbuhkan Disiplin Positif

Hubungan yang reflektif merupakan fondasi penting untuk menerapkan disiplin positif dalam keluarga. Koneksi yang aman dan kuat, komunikasi yang efektif 

Dengan keingintahuan, empati, vulnerabilitas dan hal-hal lain yang menjadikan sebuah hubungan reflektif, akan membantu orang tua menjadi figur disiplin yang otoritatif, yang mampu melakukan koreksi terhadap masalah-masalah yang terjadi dalam sistem keluarga.

Sebagai orang tua, ada saat² terasa kewalahan melihat perilaku anak yang tidak tepat, dan timbul keinginan untuk langsung mengoreksi, memberi tahu letak kesalahannya.

Namun sebelum mengoreksi, penting bagi orang tua untuk berefleks. Ketika orang tua terbiasa berefleksi, orang tua akan berfokus pada memahami alasan yang mendasari perilaku atau tindakan anak, bukan pada penegakan aturan. Orang tua akan memanusiakan anak dengan batasan yang jelas, tanpa menerapkan kekerasan. Sementara, anak yang terbiasa diajarkan untuk berefleksi akan tumbuh dan berkembang memiliki komitmen yang kuat, mampu menyelesaikan masalahnya dengan baik, dan mandiri. Ini sesuai dengan tujuan disiplin positif.

Dalam penerapan disiplin positif, anak akan diharapkan patuh tidak hanya karena takut hukuman atau mengharapkan imbalan, tetapi karena adanya kesadaran diri yang mendalam. Anak menjadi disiplin karena memiliki komitmen dan kemandirian. 

Ia berani bertanggung jawab dan siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh kesadaran dan keyakinan untuk terus menjaga nilai-nilai dalam dirinya dan nilai-nilai dalam keluarganya.

Disiplin positif bukan semata-mata tentang memberikan pengalaman positif pada anak atau tentang menerapkan sebuah metode tertentu, tetapi tentang keyakinan bahwa hanya disiplin positif yang pada akhirnya dapat terus menumbuhkan motivasi internal anak.

Postingan populer dari blog ini

Pertanyaan Reflekai model 4F itu apa ya?

6 Oktober 2025 di Spandala?

Rillisid. narasumber Layanan informasi dan Layanan konten